4 tahun lalu banyak cerita dan kejadian yang kami lalui , saat Malaikat kecil kami lahir tanpa sehelai baju bayi dan persiapan perlengkapan bayi 1 pun, Karna Zia lahir prematur 1 bulan lebih cepat dari perkiraan dokter, alhasil bunda ngk nyiapin apa-apa, jangankan baju bayi, bedong selembar pun tak punya. 8 Agustus malam pukul 23:00 pecah ketuban, dengan gesit suami langsung membawa ku ke UGD sekali lagi tanpa membawa apapun, hanya baju di badan dan dompet dengan uang Rp 20.000 saja yang kami punya, masyaALLAH... bisa di bayangkan melahirkan tanpa pegang uang sama sekali, walaupun BPJS tetap donk harus ada uang di tangan, tapi saat itu Rp 20.000 yang kami punya. Belum selesai sampai di sana saat di lakukan pemeriksaan ada obat yang harus kami tebus tanpa di tanggung BPJS. Pusing ia harus memikirkan dari mana uang Rp 250.000 untuk menebus obat, jika tidak di tebus akan berakibat fatal untuk si cabang bayi , sementara obat harus segera di beli. Seketika suami entah terba
38 tahun silam aku lahir dari rahim nya, dari tangan nya yang kini sudah lusuh aku di besar kan, perjuangan nya tak mungkin terlupa kan, karna dia wanita hebat berdiri di kaki sendiri tanpa di dampingi seorang suami. Single parent ia jalani hidup nya hampir 7 tahun bersama ku. Setelah itu ia menemukan tambatan hatinya yang berharap bisa melindunginya, but ... takdir berkata lain, dia tetap jadi tulang punggung keluarga, tetap jadi ibu sekaligus Ayah buat ku, tetap mengais rejeki walaupun ada sosok suami di samping nya, toh aku dan ke 3 anaknya lulus sekolah tepat waktu karna kegigihannya. Kini umurnya tak lagi muda, tulangnya tak lagi kuat, geraknya tak lagi lincah seperti dulu, tapi ia tetap tak putus asa dan selalu giat mengais rejeki, namanya sangat popular di kalangan subcon catering dan kampung halaman kami Kapling lama dengan julukan Ayu Kueh. Di usianya yang tak lagi muda, ia masih harus menjadi tulang punggung untuk ke 3 anaknya dan suaminya, Kini hanya aku t